Pengalaman dengan Aliran Sesat
Lagi-lagi aliran sesat!
Beberapa waktu yang lalu, diberitakan di sebuah infotainment, ada beberapa artis yang menjadi korban aliran sesat. Mereka disuruh mengumpulkan uang dengan target tertentu, sampai ratusan juta. Saat itu saya tidak nonton karena sedang sholat jum’at, tetapi ada orang di rumah yang memberitahu saya. Di kampus saudara saya juga marak SMS permintaan bantuan donor darah yang tidak jelas contact person (CP)-nya. Kata anak-anak Rohis di kampusnya, SMS tersebut berasal dari aliran sesat yang mata duitan tersebut. Modus yang mungkin baru ini, yaitu dengan pura-pura minta pertolongan donor darah itu juga sangat kejam sebab nanti semua orang akan takut menolong orang lain, takut ”diporotin” (diperas habis-habisan). Ada lagi aliran yang punya Nabi baru, yang katanya ”menggantikan” Rasulullah SAW dan lain sebagainya.
Saya sendiri dulu pernah akan direkrut aliran tersebut beberapa tahun yang lalu. Saya diajak teman SMA untuk ikut suatu pengajian. Dalam pengajian tersebut (yang bagi saya lebih tepat disebut indoktrinasi), saya diminta (atau lebih tepatnya dipaksa) berhijrah. Karena saat itu saya masih ragu-ragu, saya diajak pergi ke luar kota (daerah sekitar Desa Limo, dekat Bogor). Yang membuat saya tidak ”sreg” dengan orang-orang tersebut adalah mereka memaksa saya berbohong saat mengajak saya menginap di suatu tempat. Selain itu, pengetahuan mereka tentang agama sangat payah, bahkan untuk yang senior. Ayat-ayat Al Qur’an banyak yang tidak tahu. Banyak juga hal-hal aneh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Contoh: Mekkah dalam bahasa Arab kata mereka singkatan dari kata-kata bahasa Arab yang artinya ”Tempat orang-orang yang kafir pada 4JJI” dan Madinah artinya ”Tempat orang-orang yang beriman kepada 4JJI”. Sepengetahuan saya, nama kota Mekkah sudah ada dari dulu dan ajaran singkat-singkatan itu entah dalil atau sumbernya dari mana. Karena sudah kesal, mereka langsung saya bentak dengan keras dan saya dengan tegas minta dipulangkan. Saya akhirnya diantar ke terminal Pasar Minggu.
Beberapa waktu kemudian, saya menghadiri pengajian yang membahas aliran sesat. Saya bertanya pada narasumber yang mantan aliran tersebut dan ternyata apa yang saya ceritakan sesuai dengan pengalaman beliau.
Ust. Hartono Ahmad Jaiz yang juga menjadi narasumber acara pengajian tersebut menjelaskan bahwa aliran-aliran sesat berada pada dua kutub ekstrem; ada yang sangat mudah meng-kafirkan orang di luar aliran/golongannya atau ada yang bersikap begitu longgar dan bebas sehingga terkesan liberal (bablas!)
Berikut beberapa saran untuk menghindari aliran-aliran sesat:
1. Jangan takut ikut pengajian, tetapi pastikan bahwa pengajian yang kita ikuti adalah pengajian yang sesuai dengan petunjuk Al Qur’an dan Sunnah. Adanya aliran-aliran sesat tersebut adalah bukan tidak mungkin bertujuan agar banyak orang termasuk kita takut ikut pengajian. Apabila kita takut ikut pengajian, kita malah rentan terbujuk dan terekrut aliran-aliran sesat. Takut pengajian, jadi tidak punya ilmu. Tidak punya ilmu, jadi rentan terekrut aliran sesat. Terjadilah lingkaran setan yang mengerikan.
2. Pelajarilah ciri-ciri aliran sesat, minimal secara umum. Informasi tentang aliran sesat dapat diperoleh dari buku-buku dan VCD terbitan LPPI, Pustaka Al Kautsar dan lain-lain, terutama tulisan bapak Ust. Hartono Ahmad Jaiz, Ust. Amin Djamaluddin dan sebagainya. Lebih baik lagi apabila kita bisa hadir di pengajian yang membahas aliran-aliran sesat tersebut.
3. Bertemanlah dengan orang-orang sholeh yang bisa dipercaya integritas, karakter dan keilmuannya. Lebih baik lagi bila kita bisa bergabung dengan organisasi-organisasi remaja dan pemuda masjid yang jelas keilmuannya. Apabila kita memiliki situs pribadi/blog (blogspot, multiply, wordpress dll), kita dapat mencantumkan link ke situs-situs remaja dan pemuda mesjid tersebut. Dengan demikian kita dapat membantu para pengunjung situs/blog kita untuk membentengi aqidah mereka dari infiltrasi macam-macam aliran sesat.
Semoga bermanfaat.
Posted on November 3, 2007, in Uncategorized. Bookmark the permalink. 8 Komentar.
benul mas… eh betul…
punya pengalaman juga ya? di-share donk
saya juga pernah terlibat hehehe…
Yah, ternyata kita senasib ya, boleh tuh di-share mas
udah bang 😀
sama sama mas, saling share pengalaman ya .. 😀
duluan bang nahar 3 tahun ya 😀
kurang lebih begitu mas, waktu itu saya sudah lulus SMA