Daily Archives: November 24, 2011
[Peduli] Media dan Kepedulian
Sehingga, internet seakan menjadi media terakhir untuk menyalurkan kepedulian dan memberi informasi keberadaan mereka yang membutuhkan. Sebagian blogger dan para penggunan situs-situs jejaring sosial ada yang mendedikasikan sebagian tulisan dan posting mereka untuk menginformasikan keberadaan mereka yang membutuhkan. Walau mungkin masih jauh dari ideal, mengingat terus bertambahnya penduduk miskin di negeri yang malang ini, namun tidaklah akan sia-sia dalam pandangan Allah SWT.
Salah satu dari mereka adalah Rara. Rara bukanlah artis atau selebritis apalagi tokoh politik terkenal. Rara hanyalah anak seorang buruh pabrik tahu di daerah Jogjakarta. Suatu ketika, bocah itu bermain dengan teman-temannya saat ada acara sunatan massal. Saat berlari mundur, Rara tidak menyadari ada panci berisi kuah mendidih di belakangnya. Tak ayal lagi, bagian belakang tubuh Rara pun masuk ke panci tersebut. Mula-mula bokongnya lalu seluruh tubuhnya ikut terkena cairan panas. Kisah selengkapnya dapat sahabat-sahabat sekalian simak di blog Sedekah Rombongan yang digagas Pak Saptuari, pemilik Kedai Digital di Jogjakarta. Karena saya sungguh tidak sanggup menuliskan kisah itu.
Masih banyak anak-anak tidak mampu seperti Rara yang memerlukan perawatan dan lebih banyak lagi yang perlu pendidikan dan sebagainya. Mari kita dedikasikan sebagian kemampuan kita menyebarkan informasi di internet, baik melalui blog atau jejaring sosial seperti FB atau twitter, untuk kepedulian. Akan lebih baik lagi jika kita mau dan mampu mengeluarkan kelebihan harta kita demi mereka.
Sekedar menyalakan kembali semangat peduli dan berbagi yang sempat meredup dan nasihat untuk diri sendiri. Semoga bermanfaat bagi siapapun yang membaca.
[Peduli] Ladang Amal itu memang untuk kita
Para komentator itu memang tidak sepenuhnya bisa disalahkan memang. Mereka adalah puncak-puncak gunung es kekecewaan dan kemarahan rakyat pada pemimpinnya. Pernikahan sepasang anak pejabat-pejabat negara itu seakan menafikan krisis multi dimensi yang masih belum juga teratasi di negeri ini. Adakah hal yang lebih menyakitkan dan menyedihkan melihat sebagian orang berpesta dengan anggaran yang besar sementara orang lain kelaparan dan tidak bisa berobat ke rumah sakit?
Salah satu dari mereka yang kurang beruntung itu adalah Rara. Rara bukanlah artis atau selebritis apalagi tokoh politik terkenal. Rara hanyalah anak seorang buruh pabrik tahu di daerah Jogjakarta. Suatu ketika, bocah itu bermain dengan teman-temannya saat ada acara hajatan sunatan massal. Saat berlari mundur, Rara tidak menyadari ada panci berisi kuah mendidih di belakangnya. Tak ayal lagi, bagian belakang tubuh Rara pun masuk ke panci tersebut. Mula-mula bokongnya lalu seluruh tubuhnya ikut terkena kuah gulai yang panas mendidih itu. Kisah selengkapnya dapat sahabat-sahabat sekalian simak di blog Sedekah Rombongan yang digagas Pak Saptuari, pemilik Kedai Digital di Jogjakarta. Karena saya sungguh tidak sanggup menuliskan kisah itu. Terlalu menyedihkan dan mengharukan sehingga menyayat hati dan menggetarkan jiwa. Yang jelas, kisah para relawan membantu Rara lebih layak disimak ketimbang pernikahan dua anak pejabat tadi. Walaupun saya yakin bukan itu yang diingikan para relawan. Tersampaikannya amanah para donatur, termasuk untuk kesembuhan Rara, jauh lebih lebih penting dari semua itu.
Kini biaya untuk perawatan Rara selama di rumah sakit ditanggung para donatur. Tim Sedekah Rombongan kini sedang giat menggalang dana untuk penyembuhan dan pemulihan Rara. Rara kini telah dipindahkan ke Poli khusus rawat luka bakar. Namun, agar benar-benar sembuh, Rara masih perlu lebih banyak biaya. Tim Sedekah Rombongan berharap akan datang lebih banyak donatur lagi untuk membantu Rara agar pulih dan ceria seperti sedia kala. Mereka terus menggalang dukungan lewat akun twitter mereka dengan memakai hastag #SedekahRombongan. Untuk teman-teman yang aktif di Twitter, mohon kiranya berkenan me-retweet dan me-mention info ini agar tersebar lebih luas. Sungguh sangat berarti buat Rara dan para penerima bantuan Sedekah Rombongan lainnya.
Terasa ironis memang. Di saat para pejabat kaya berpesta pora, malah rakyat yang bergotong royong membantu sesama yang membutuhkan. Para donatur mungkin tidak semuanya orang kaya dan banyak harta. Banyak juga yang penghasilannya tidak seberapa dibanding yang sedang pesta saat ini. Biaya perawatan Rara yang berkisar beberapa puluh juta rupiah tentu merupakan harga yang murah bagi para pejabat yang sedang berpesta itu. Entah apa yang menghalangi mereka berbagi lebih banyak sehingga rakyat pun akhirnya yang berbondong-bondong bersedekah bagi Rara dan para dhuafa lainnya.
Mungkin ladang amal membantu Rara dan para dhuafa lainnya memang diberikan kepada rakyat dan bukan para pejabat kaya tersebut. Allah SWT telah menggerakkan hati sebagian rakyat negeri ini untuk berbagi meski mereka tidak semuanya kaya. Dan bagi yang sedang berpesta pora, yang mereka dapatkan sesungguhnya mungkin istidraj. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al Quran “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya (QS al-Isra’ [17]: 16)”. Nauzubillah min dzalik
Selamat beraktifitas di hari Jumat yang berkah dan indah ini temans, jangan lupa berikan sedekah kita yang terbaik hari ini karena ladang amal ini telah diberikan pada kita. Bukan mereka yang keras dan tertutup hatinya sehingga enggan melihat dan peduli pada penderitaan sesama.
Semoga bermanfaat, mohon maaf untuk yang kurang berkenan. Untuk Rara cepat sembuh ya nak, kami semua sayang padamu dan doa kami bersamamu
Informasi tentang Sedekah Rombongan dapat diperoleh di Blog Sedekah Rombongan