SURAT TERBUKA UNTUK WAPRES
Pak Wapres, Adzan adalah bagian dari syariat Islam yang sudah jelas ketentuannya. Tujuan Adzan adalah menyeru dan memanggil kaum muslimin untuk melaksanakan sholat wajib lima waktu. Adzan bukan puisi yang ditujukan untuk menyentuh hati sanubari manusia agar terenyuh perasaannya sampai meneteskan air mata, bukan itu. Walaupun bisa saja ada orang yagn tersentuh hatinya dan mendapat hidayah dan petunjuk dengan perantaraan adzan. Tidak ada ketentuan syariat yang mengatur keras atau lemahnya volume adzan. Adzan justru harus diteriakkan dengan lantang sebagai bagian dari ghirah dan izzah kaum muslimin aga emreka bagnkit dan melaksanakan sholat yagn telah tiba waktunya. Perlu pak Wapres ketahui, izzah dan ghirah inilah yang dibenci musuh-musuh Islam, termasuk yang sekarang sedang giat-giatnya mengeruk kekayaan alam negeri kaya raya ini.
Jika kita ingin menyentuh hati manusia, terlebih dahulu kita harus memahami apa yang ada dalam pikrian dan perasaan mereka. Mungkin ada puisi atau karya -karya sastra yang bisa dipergunakan untuk keperluan tersebut, tapi yang jelas bukan Adzan. Lagipula, apakah pak Wapres memahami seperti apa isi hati sanubari sebagian besar anggota masyarakat kita? Banyak yang sudah apatis dan tidak peduli lagi dengan masa depan bangsa ini. Yang penting, apa yang ada di depan mata sikat saja jangan sampai keduluan yagn lain. Maka tidak mengherankan apabila ada orang-orang yang senang minta dibuatkan bon kosong untuk memark-up jumlah uang yang akan digantikan oleh bagian keuangan dari tempat kerja mereka. Ada juga yang minta dibuatkan sertifikat palsu agar bisa mendapat pekerjaan, padahal yang bersangkutan tidak kompeten sama sekali di bidang itu. Masih banyak lagi contoh-contoh yang lain, Pak Wapres.
Jadi pak Wapres, suara adzan yang keras itu masih terlalu lemah untuk mendobrak hati sanubari Bangsa Indonesia yang kotor seperti pembuangan sampah dan keras seperti batu karang. Apatah lagi kalau harus diperkecil volumenya, makin tidak tersentuh lagi hati-hati sanubari tersebut. Yang benar-benar harus dilakukan kini adalah penegakan Hukum yang tegas dan seadil-adilnya. Jika sudah memungkinkan, kenapa tidak sekalian ditegakkan hukum yang telah digariskan dalam Al Quran dan Sunnah Rasul. Jika ada yang mencuri, termasuk mark up anggaran atau pakai bon kosong, dan bukan karena terpaksa karena tidak makan beberapa hari, maka tidak usah ragu pak Wapres, POTONG SAJA TANGANNYA. Jika ada pembunuh yang membunuh dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan syariat dan tidak mendapat pengampunan dari keluarga korban, kenapa tidak DIPENGGAL SAJA KEPALANYA? Jika ada yang berzina padahal sudah menikah, kenapa tidak DIRAJAM SAJA SAMPAI MATI? ketimbang mengurusi adzan yang sudah jelas ketentuannya dalam syariat.
Saya sebagai rakyat biasa hanya bisa berdoa agar pak Wapres selalu dalam lindungan Allah SWT dan tidak sedang menari dengan irama gendang tabuhan musuh-musuh Islam dan ummat Islam, yang pak Wapres sendiri juga bagian dari umat tersebut. Pak Wapres, ummat ini sudah sangat menderita, lahir dan batin. Keinginan untuk memeluk agama yang mereka yakini, yaitu Islam, dengan sepenuh hati seringkali berbenturan dengan peraturan dan perundang-undangan negara dan kepentingan kapitalis tak berbudi dan tanpa hati nurani. Apalagi bagi mereka yang sudah sangat memahami Islam, baik aqidah maupun hukum-hukum syariat di dalamnya, jauh lebih berat lagi tekanan batinnya.
Hanya tulisan ini yang bisa saya buat, semoga Allah SWT yang Maha Kuasa atas segala sesuatu berkenan menyampaikan isi surat ini, entah bagaimana caranya, kepada pak Wapres yang terhormat.
Semoga bermanfaat
Posted on April 29, 2012, in Uncategorized. Bookmark the permalink. 17 Komentar.
Bilalpun berkumandang dengan lantang.*like this*
betul mas, bukankah contohnya seperti itu dalam sunnah dan sejarah. tapi gimana ya? kalau sudah diperbudak Barat ya gitu deh
kalau baca di voaislam sih,katanya mencontoh barat dan israel yang dimana azan dibatasi.barat dan israel semua tahu siapa mereka,jelas disana azan dibatasi, dan tak patut dicontoh apalagi jadi panutan.
he he he, kalau di Barat dan Israel, yang gak dibatasi cuma kezaliman, pembantaian dan pembunuhan terhadap kaum muslimin dan penghinaan dan pelecehan terhadap Islam, semua tahu itu
http://thetrueideas.multiply.com/journal/item/3509/Mungkin_Suara_Yang_Mengganggu_Dari_Masjid_Itu_Seperti_Ini…
semoga kita termasuk orang-orang yang memenuhi panggilan azan …
lazimnya, pejabat tidak membuat sendiri teks pidatonya, ada staf yang ditugaskan untuk itu. Namun bagaimanapun, seorang pejabat harus sensitif terhadap isu yang rawan, dan beliau dengan demikian perlu memberikan penjelasan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Mudah2an saja Wapres sudah membaca berita yang beredar, jika ada kesalahpamahan lantas dengan segera menjelaskan.
terima kasih link-nya mas
aamiin
dengan kata lain, pejabat dan pemimpin sudah selayaknya memahami yang dipimpin agar tidak terjadi salah paham yang berujung pada permusuhan dan ketidakpercayaan
Aamiin
Tidak ada perbedaan antara orang yang mengatakan ,” sesungguhnya sholat subuh itu tiga rakaat” dengan orang yang mengatakan hukuman bagi pembunuh adalah masuk penjara selama lima tahun (hukum positif), tak ada perbedaan pula orang yang mengatakan hukuman bagi para penzina adalah penjara selama satu tahun dengan orang yang mengatakan bahwa puasa bukan di bulan romadhon tapi di bulan muharam. Kesemuanya itu sama sama sesat dan menyesatkanAbdullah Azzamsumber: islamic quotes Eramuslim
ulah pejabat yang lain bisa dibaca di situs ini
aamiin 🙂
Wapresnya nggak mudeng kayaknya, asal bunyi…
sepertinya begitu mbak, kurang paham sepertinya