Arsip Blog
Kung Fu Utara dan Kung Fu Selatan
Posted by pindahanmultiply
Salah satu keunikan beladiri Cina adalah adanya pembagian antara gaya utara dan gaya Selatan. Sungai Yangtze yang membelah daratan Cina yang sangat luas menjadi batas antara kedua gaya bertarung yang berbeda itu. Aliran pertama dikenal dengan sebutan kung fu aliran Utara, dan yang satunya lagi disebut kung fu aliran Selatan.
Kung Fu utara cenderung mengandalkan tendangan saat bertarung. Postur tubuh para pendekar utara yang tinggi besar dan kekuatan kaki yang terlatih karena seringnya mereka berkuda menyebabkan teknik-teknik tendangan sangat mungkin dikembangkan. Tanah di daerah utara yang keras, tandus dan gersang memungkinkan para praktisi beladiri mengembangkan teknik-teknik tendangan yang tinggi dan spektakuler. Teknik-teknik tendangan seperti itu banyak kita temui pada aliran-aliran beladiri dari utara seperti Wushu dan Thifan Po Khan. Mereka juga mengembangkan teknik kelincahan akrobatik yang memukau. Teknik-teknik tersebut sangat diperlukan saat harus berhadapan dengan lawan-lawan yang menyerang dengan menunggang kuda.
Sebaliknya, tanah daerah selatan licin, gembur dan berlumpur. Tanah seperti itu membuat orang sulit untuk melakukan tendangan tinggi dan lompatan salto seperti di utara. Para pendekar di selatan pun mengembangkan teknik-teknik pukulan yang sangat mengandalkan kekuatan dan kepadatan tangan. Mereka ada yang berlatih dengan cara membenturkan tangan pada patung kayu (mok yan jong atau wooden dummy) atau benda-benda keras lainnya. Tendangan pada kung fu selatan sebagian besar diarahkan ke bagian bawah tubuh lawan seperti kaki, lutut, paha atau pinggang. Jumlah persentase jurus-jurus tendangan juga lebih sedikit daripada pukulan.
Keadaan politik di Selatan juga mempengaruhi bentuk seni beladari yang dikembangkan para pendekar di sana. Banyak para pendekar yang mengembangkan seni beladiri di Selatan adalah para patriotik yang berperang melawan pasukan dinasti Ching. Para kaisar dari dinasti tersebut memang sudah lama memusuhi para pendekar kungfu. Penguasa-penguasa itu takut para pendekar tersebut akan mengalahkan mereka dan merebut kekuasaan. Sehingga, seni beladiri harus dibuat sepraktis mungkin dengan tetap mempertahankan efektifitasnya agar mudah dan cepat dikuasai. Contoh aliran beladiri dari selatan antara lain Wing Chun dan Hung Gar.
Mempelajari dan berlatih kung fu yang berasal dari Selatan awalnya mungkin bukan pengalaman yang menyenangkan. Para pemula harus terus menerus mengulang pukulan-pukulan yang sama setiap kali berlatih. Berlatih pukulan dengan kuda-kuda ma bu yang rendah dan membuat kaki terasa pegal mungkin membosankan bagi sebagian orang. Namun, Insya Allah jika dijalani dengan penuh ketekunan, kedisiplinan dan kegigihan, akan ada hasil yang menggembirakan pada akhirnya. Mungkin tidak sehebat yang digambarkan dalam film-film kung fu atau komik-komik manhua Hong Kong atau manga Jepang, namun puisi berikut ini semoga bisa menggambarkan hasil yang diharapkan:
Berjalan bagaikan naga hijau di laut
Berdiri bagaikan batu karang
Meloncat bagaikan naga naik keatas langit
Memukul bagaikan halilintar menyambar
Menendang bagaikan Kirin turun dari langit
Menangkis bagaikan Dewi bertangan 1000
Bernafas seperti bulan menelan matahari
Musuh maju kita berputar seperti putaran Yin-Yang tiada batas
Musuh mundur kita maju seperti hujan meteor
Puisi dari blog yang ini
Ditulis dalam Uncategorized
Tag: cina, disiplin, kung fu, kung fu selatan, kung fu utara, yangtze, yin-yang