[Spiritualitas] Dzikir Penyembuh Batin
Penduduk primitif yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan, punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Kebisaan ini mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dan ditumbangkan dengan kapak. Beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu. Ketika sampai di atas pohon itu, bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Apa yang terjadi selanjutnya sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya mulai mengering dan rontok. Setelah beberapa hari kemudian, dahan-dahannya juga mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati keropos dan mudah ditumbangkan.
Kalau diperhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup seperti pohon akan menyebabkan benda tersebut kehilangan “roh”nya. Akibatnya, dalam waktu singkat, makhluk hidup itu akan mati. Vibrasi energi dari teriakan-teriakan mereka akan mengacaukan sistem biolistrik yang ada dalam diri pohon tersebut.
Demikian pula halnya dengan yang kita temui dalam kehidupan sehari hari. Antar anggota keluarga terdengar saling berteriak dan saling ejek, sehingga masing-masing harus membangun pertahanan sistem psikologis untuk melindungi diri dari luka yang lebih dalam. Demikian pula yang terjadi dalam banyak tempat kerja dan lingkungan tempat tinggal. Akibatnya, semakin banyak orang yang terkuras energinya hanya untuk mempertahankan kondisi psikologis yang diperlukan agar tetap waras dan mampu bertahan hidup. Urat-urat syaraf mereka sudah terlalu tegang dan mereka sudah terlalu lelah secara emosional sehingga tidak akan mampu lagi mengolah potensi dan mengeluarkan kreatifitas yang ada dalam diri mereka. Orang-orang yang berada dalam keluarga atau tempat kerja seperti itu akan berusaha mencari pelarian dan pelampiasan. Mereka ingin meredakan rasa sakit yang mereka derita.
Untuk mencari pelarian sementara dan melampiaskan ketegangan mereka, banyak orang melarikan diri ke berbagai macam hiburan. Maka bermunculanlah klub-klub malam, warnet-warnet yang menyediakan games online, discotheque dan lain sebagainya. Bahkan ada juga yagn tidak tanggung-tanggung dalam menenggelamkan diri dalam kenikmatan yang haram. Terbukti dengan adanya bar-bar atau cafe-cafe yang menyediakan mniuman keras, lokalisasi pelacuran dan lain sebagainya. Mungkin kita masih ingat pada buku berjudul Jakarta Undercover yang ditulis seorang mantan santri. Buku itu berisi tempat-tempat wisata sex yang ada di Jakarta. Hampir-hampir tidak bisa dipercaya bahwa di Ibu kota Republik Indonesia, negara dengan jumlah ummat Islam terbanyak di seluruh dunia, ada tempat-tempat pelesiran sex seperti itu. Namun, semua pelarian sementara itu tidak akan membawa kebahagiaan, ketenangan, dan kedamaian yang sejati. Begitu semua kenikmatan itu berlalu, kenyataan yang pahit kembali menghadang di depan mata. Sungguh, semua itu merupakan kesia-siaan yang sama sekali tidak ada manfaatnya.
Islam, sebagai sebuah tuntunan hidup yang lengkap dan sempurna, menyediakan sarana penyembuh bagi luka-luka batin seperti itu. Allah berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman lagi hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du : 28). Dzikir yang diucapkan dengan benar dan dihayati maknanya akan menyucikan jiwa dan melembutkan hati. Dzikir juga akan meredakan ketegangan urat syaraf dan menyembuhkan luka batin dalam diri manusia. Vibrasi energi dzikir akan mampu menetralisir energi-energi yang tidak sesuai dengan fitrah manusia tersebut.
Sampah-sampah biolistrik itu akan dikeluarkan dari tubuh manusia sehingga aliran energinya akan lancar kembali. Jantung akan berdegub lebih normal dan ketegangan fisik dan psikis akan mereda. Maka, dzikir seharusnya tidak hanya di forum-forum tertentu atau di masjid atau mushala semata. Dzikir juga harus melekat saat berbisnis, bekerja, mengajar, rapat tertutup maupun terbuka, dan dalam semua kesempatan. Sehingga, kesehatan jiwa dan raga seorang muslim tetap terjaga selama dia hidup di dunia ini dalam rangka mengoptimalkan fungsinya sebagai seorang ahli ibadah, ahli ilmu, dan pejuang di jalan yang diridhoi Allah SWT. (Muhammad Nahar/Wasathon.com)
Tulisan ini sudah dimuat di situs wasathon.com
Posted on Januari 5, 2013, in Uncategorized and tagged batin, dzikir, islam, khalifah, manusia, psikologi, spiritualitas, wasathon. Bookmark the permalink. 6 Komentar.
Allah berfirman: “(yaitu) orang-orang yang beriman lagi hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’du: 28).
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Coba mereka yg hobby-nya clubbing itu baca ayat ini, tentu gak akan tersesat.
Betul mas Iwan, semoga mereka segera menyadari ada yang lebih baik daripada clubbing dan dugem sehingga mereka akan kembali ke jalanNya.
Tugas kitalah sebagai orang-orang yang sadar dan paham untuk membantu mereka 🙂
dzikir yang diulang juga sebagai kalimat sugesti di praktek2 hipnotis,, ketika lisan mengulang2 Allahu akbar (Allah maha besar) maka ia mensugesti dirinya bahwa segala sesuatu itu kecil..
dalam hadits sebelumnya tntang larangan membunuh kelelawar, ada juga larangan membunuh katak atau kodok,, karena sungguh mereka banyak berdzikir..
**malu sama kodok
Yang tentunya memiliki efek positif lebih besar daripada hipnotis yang kita kenal selama ini ya. Jangan sampai kita kalah sama kelelawar atau kodok 🙂
Surga dihiasi dengan ketaatan yang membosankan dan larangan yang menyesakkan, sedangkan neraka dihiasi dengan penggoda yang molek dan kenikmatan yang mencandu.
Saling mengingatkan di antara kita ya, Pak. Mohon maaf baru bisa berkunjung ke sini 🙂
Betul pak, karena itu banyak orang enggan menempuh jalan ke Surga.
Sama sama pak, terima kasih juga sudah mampir 🙂